Berita Terbaru,- Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengapresiasikan cara penghematan APBN 2016 yang sedang dilakukan Presiden Jokowi. Dalam rangka Mengurangi dana perjalanan dinas, bukan memotong dana pembangunan infrastruktur transportasi.
"Penghematan yang dipotong pasti infrastruktur. Itu natural. Jokowi bilang jangan dipotong (biaya pembangunan infrastruktur), yang dipotong perjalanan dinas. Kaitannya dengan kereta," jelas Presidium Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Soegeng Purnomo.
Hal itu disampaikan Soegeng dalam Outlook Transportasi 2017 yang digelar MTI, di Hotel Falatehan, Jl Falatehan I, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2016).
"Untuk rel sendiri saya kira intinya masih sangat tinggi jumlahnya, tapi alokasi sangat rendah. Dari Rp 43-44 Triliun (APBN Kemenhub Tahun Anggaran 2016-red) sebagian besar dipakai untuk kereta Rp 18-20 Triliun. Tapi kalau disumbangkan ke kota-kota, akan habis nggak cukup. Alokasi ini menjadi penting sumber pendanaan," imbuh dia.
Pembangunan infrastruktur transportasi, terutama yang berbasis rel, 78% ditanggung pemerintah. Pemerintah, lanjutnya, perlu terus memperhatikan dan meningkatkan pembangunan transportasi berbasis rel di tahun-tahun mendatang.
"Kereta api sangat efisien, sangat murah. Praktis CO2 sangat minimal. Logistik akan menjadi lebih baik, lebih murah. Menuju ke sana sangat mahal. Kita membangun kereta karena Belanda. (Infrastruktur rel) kita warisan Belanda semua. Kita ingin membangun revitalisasi yang mati-mati, ini juga membingungkan, susah mau membangun. Transportasi juga politik harus dikompori," tegas dia.
Tahun 2017 mendatang perkeretaapian Indonesia genap berusia 150 tahun, bila dihitung sejak pengoperasian pertama kali jalur Kereta Api (KA) untuk umum di ruas Semarang-Tanggung, Jawa Tengah pada tahun 1867 saat masa kolonial Hindia Belanda.
Momentum 150 tahun ini hendaknya digunakan sebagai momen bagi kebangkitan kembali perkeretaapian di Indonesia. Pada masa lampau, perkeretaapian Indonesia pernah mengalami kejayaan serta menjadi salah satu sistem perkeretaapian yang paling maju di Asia. Pada masa itu, Indonesia adalah salah satu negara kedua di Asia, miskin setelah India, yang mengoperasikan KA.
MTI mengapresiasi pembangunan kereta yang tak hanya "Jawa-sentris" tapi juga membangun kereta trans Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga Papua. Juga membangun transportasi berbasis rel perkotaan di beberapa kota di Indonesia, KA bandara hingga kereta cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar